Hakikat Makrifat Papan Tanpa Tulisan
Belajar Hakikat dan Makrifat dari buku dan tulisan serta dari seorang Guru Mursyid...
sebenarnya hanyalah sekedar pembuka jalan agar kita dapat membuka Kitab Hakikat Makrifat yang ada di dalam hati Nurani.
Apabila kitab Hakikat yang ada di dalam Hati Nurani
sudah mulai terbuka. Sebenarnya, kitab itu tidak ada tulisannya sama sekali....
Papan tulis yang tidak ada tulisannya, tetapi boleh dibaca.
Karena, huruf-hurufnya bukanlah terletak di dalam kitab tersebut,
tetapi di dalam setiap langkah kehidupan yang kita alami dan rasakan.
Itulah Kitab Kehidupan. Tulisan tanpa papan, menulis tanpa papan tulis.
Papan tanpa tulisan, Tulisan tanpa papan...
Demikianlah kod rahasia ilmu hakikat dan makrifat.
Papan tanpa tulisan adalah Hati Nurani kita (kesadaran Ilahi kita),
dan tulisan tanpa papan adalah kehidupan kita, maknanya dari perjalanan serta
pengalaman hidup kita, yang mana kita sendirilah yang menjadi penulisnya.
Berdasarkan sumber data dari papan tanpa tulisan yang ada di kesadaran Ilahi kita.
Ilmu-ilmu Allah yang dipancarkan ke dalam Hati Nurani kita, masihlah berbentuk cahaya
yang mengandungi kod-kod maklumat dan ianya tersimpan di alam bawah sadar kita yang terdalam, di dalam hati nurani kita, di peringkat kesadaran Ilahiah kita.
Yang mana untuk menerjemahkan serta memahaminya, kita harus membacanya secara langsung di dalam perjalanan kehidupan kita. Menulisnya sendiri dan membacanya sendiri dengan tetap berpandukan pada Cahaya Ilahi yang ada di dalam kesadaran Ilahi kita.
Itulah sebabnya, ketika ada sahabat yang lagak sufi kemudian memetik dalil-dalil dari kitab kertas. Maka, saya hanya diam atau tersenyum saja. Kerana saya tahu, dia masih buta huruf.
Namun, saya akan menunduk hormat ketika ada sahabat, yang menuturkan hikmah-hikmah kehidupan yang dia berikan kepada saya, kerena ini ialah huruf-huruf dari kitab yang nyata tidak ada keraguan di dalamnya.
Alif Lam Mim...
Inilah Kitab Yang tiada keraguan di dalamnya....
Sebagai tambahan, dalam kesempatan ini mari kita semak sebuah catatan
dari sahabat saya abang Mualimin Ali, yang cuba menghuraikan mengenai misteri Alam semesta. Pada prinsipnya Alam semesta ini terdiri daripada 5 komponen, iaitu :
1. TENAGA (Energy) :
Bahwa alam semesta ini diciptakan oleh Allah berbahan dasar tenaga.
Itulah saat-saat awal kejadian alam semesta, saat setelah meledaknya kosmos sebagai benih menumbuhkan jagat raya. Saat itu yang ada hanyalah lautan tenaga semata.
2. RUANG & MASA :
Bersama dengan munculnya lautan tenaga selepas ledakan kosmos,
Allah menciptakan ruang dan masa sebagai wadah bagi proses-proses yang berlangsung.
Ruang sebagai pembatas posisi dan keberadaan, sedangkan masa sebagai pembatas umur proses, sehingga ada waktu Awal dan Akhir(au walu, wal akhiru) .
3. MATERI (Material) :
Berikutnya diciptakanlah materi. Materi adalah bentuk lain dari tenaga. Boleh diumpamakan sebagai tenaga yg menggumpal, sehingga membentuk segala jenis benda pengisi alam semesta raya ini. Materi dan energi boleh bolak-balik berubah satu sama lain. Sekali waktu tenaga berbentuk materi, diwaktu yg lain materi berubah menjadi tenaga. Sehingga sekarang ini.
4. MAKLUMAT (Information) :
Dalam waktu yg bersamaan Allah menciptakan maklumat sebagai pengisi dari segala keberadaan. Di setiap tenaga, materi, ruang dan masa, terdapat maklumat. Ianya berupa kod-kod yang memiliki erti dan makna. Maklumat itulah sebenarnya yang menjadi inti keberadaan segala sesuatu. Ia adalah “kalimah” Sang Pencipta yg disampaikan sebagai pesanan kepada mahluk-Nya. Di dalam benda dan pesan yang bermakna, dan di dalam ruang dan masa pun ada pesan dan makna. Tanpa adanya maklumat segala yg ada ini menjadi tidak bermakna.
Maklumat itu meresap ke dalam tenaga, materi, ruang dan masa dalam bentuk kombinasi kod-kod atau “tanda-tanda" dalam istilah Al-Quran. Ibaratnya, huruf-huruf yang membentuk kata, membentuk kalimat, membentuk perenggan-perenggan, menjadi bab, dan akhirnya menjadi buku. Jadi alam semesta ini sebenarnya adalah buku. Di dalamnya terdapat maklumat berupa kata-kata dan kalimah-kalimah Allah yang menceritakan segala sesuatu, benda, peristiwa, sejarah, kehidupan, kematian, kebahagiaan, penderitaan, bahkan sampai pada kehancuran alam semesta ini sendiri, kelak di akhir sejarah waktu.
Seluruh isi cerita buku ini telah ditulis seluruhnya oleh Allah, seluruh awal cerita, isi cerita, akhir cerita, semua ada di gengamanNya. Kita pun sebenarnya “boleh jadi” boleh mengetahui cerita di bab selanjutnya, meskipun kita masih di bab awal. Misalnya melalui deja vu. Untuk yg belum faham tentang deja vu : Deja vu ialah suatu perasaan yang kuat seperti benar-benar pernah mengalaminya, seperti peristiwa yang saat ini anda alami, padahal anda belum pernah sama sekali mengalami peristiwa tersebut sebelum ini. Atau anda saat ini beberapa kali melihat seseorang yang anda kenal atau sesuatu, setiap anda dekati ia menghilang karena memang sesungguhnya ia tidak ada. (Nah, Siapa dari teman-teman yang pernah mengalaminya?… Deja vu ini)
5. KHALIFAH (Manusia) :
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”( QS. Al Baqarah 2:30 )
“Atau siapakah yang memperkenankan (do’a) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdo’a kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah disamping Allah ada tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati(Nya).” (QS. An Naml 27:62 )
“Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi. Barang- siapa yang kafir, maka (akibat) kekafirannya menimpa dirinya sendiri. Dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kemurkaan pada sisi Tuhannya dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kerugian mereka belaka.” ( QS. Faathir 35:39 )
Kita adalah salah satu pelakon atau watak dalam cerita buku tersebut. Kita sedang mengendarai “kereta waktu” dari masa lalu ke masa depan. Kita pengembara di alam ini, melintasi ruang, melintasi materi dan tenaga, melintasi berbagai peristiwa dan maklumat, bahkan “aku” mengembara di dalam badan sendiri, tubuh kecil kita, tubuh remaja, dewasa, menua lalu mati, hingga badan kembali hancur ke tanah, kemudian ke alam Barzakh sampai kembali lagi ke DzatNya. Semuanya sudah ada. Tertulis dalam buku semesta ini.
Kereta waktu tidak pernah berhenti. Ia terus melaju ke masa depan. Siapa saja yang lengah akan kehilangan sejarah hidupnya. Dan tiba-tiba ia sudah sampai di “terminal terakhir” dimana ia harus menyelesaikan perjalanannya. Terus melanjutkan perjalanan ke alam berikutnya. Seluruh peristiwa di dalam buku itu, tidak lebih dari cerita tentang diri “Sang Pengarang”. Dia bercerita tentang masa lalu, masa kini dan masa depan, yang itu adalah “DiriNya”. Dia juga berkisah tentang keindahan semesta dimana kita berada, yang semua itu juga adalah “DiriNya”. Dia pun bercerita tentang bahagia dan penuh derita, yang itu pun adalah “DiriNya”. Semua tentang drama kehidupan ini Dia ceritakan dalam buku tersebut, dan itu adalah “DiriNya”.
Kita adalah pembaca buku itu, tetapi kita juga adalah pelaku cerita dlm buku itu,
dan itu pun adalah “DiriNya”. Dia menempatkan kamera-kamera di seluruh penjuru kehidupan, agar kita boleh menonton dan memahami isi cerita yang lebih jelas dan sempurna. Karena senario cerita yang harus kita lakonkan ini tidak diberitahu di awal drama, melainkan harus kita fahami dan praktikkan terus bersama jalan cerita.
Beruntunglah siapa saja yang tahu rahasia ini, karena banyak pemain drama yang tidak tahu dia harus memainkan peranan dalam hidupnya. Dan akhirnya, ia hanya menjadi orang bingung sampai saat terakhir drama selesai. Segeralah ambil peranan anda “sekarang juga!” bukan disana atau disitu.
Karena sesungguhnya hidup ini terjadi “saat ini” dan di “tempat ini”. Selebihnya cuma mimpi-mimpi yang tidak bererti...
Isyma
Belajar Hakikat dan Makrifat dari buku dan tulisan serta dari seorang Guru Mursyid...
sebenarnya hanyalah sekedar pembuka jalan agar kita dapat membuka Kitab Hakikat Makrifat yang ada di dalam hati Nurani.
Apabila kitab Hakikat yang ada di dalam Hati Nurani
sudah mulai terbuka. Sebenarnya, kitab itu tidak ada tulisannya sama sekali....
Papan tulis yang tidak ada tulisannya, tetapi boleh dibaca.
Karena, huruf-hurufnya bukanlah terletak di dalam kitab tersebut,
tetapi di dalam setiap langkah kehidupan yang kita alami dan rasakan.
Itulah Kitab Kehidupan. Tulisan tanpa papan, menulis tanpa papan tulis.
Papan tanpa tulisan, Tulisan tanpa papan...
Demikianlah kod rahasia ilmu hakikat dan makrifat.
Papan tanpa tulisan adalah Hati Nurani kita (kesadaran Ilahi kita),
dan tulisan tanpa papan adalah kehidupan kita, maknanya dari perjalanan serta
pengalaman hidup kita, yang mana kita sendirilah yang menjadi penulisnya.
Berdasarkan sumber data dari papan tanpa tulisan yang ada di kesadaran Ilahi kita.
Ilmu-ilmu Allah yang dipancarkan ke dalam Hati Nurani kita, masihlah berbentuk cahaya
yang mengandungi kod-kod maklumat dan ianya tersimpan di alam bawah sadar kita yang terdalam, di dalam hati nurani kita, di peringkat kesadaran Ilahiah kita.
Yang mana untuk menerjemahkan serta memahaminya, kita harus membacanya secara langsung di dalam perjalanan kehidupan kita. Menulisnya sendiri dan membacanya sendiri dengan tetap berpandukan pada Cahaya Ilahi yang ada di dalam kesadaran Ilahi kita.
Itulah sebabnya, ketika ada sahabat yang lagak sufi kemudian memetik dalil-dalil dari kitab kertas. Maka, saya hanya diam atau tersenyum saja. Kerana saya tahu, dia masih buta huruf.
Namun, saya akan menunduk hormat ketika ada sahabat, yang menuturkan hikmah-hikmah kehidupan yang dia berikan kepada saya, kerena ini ialah huruf-huruf dari kitab yang nyata tidak ada keraguan di dalamnya.
Alif Lam Mim...
Inilah Kitab Yang tiada keraguan di dalamnya....
Sebagai tambahan, dalam kesempatan ini mari kita semak sebuah catatan
dari sahabat saya abang Mualimin Ali, yang cuba menghuraikan mengenai misteri Alam semesta. Pada prinsipnya Alam semesta ini terdiri daripada 5 komponen, iaitu :
1. TENAGA (Energy) :
Bahwa alam semesta ini diciptakan oleh Allah berbahan dasar tenaga.
Itulah saat-saat awal kejadian alam semesta, saat setelah meledaknya kosmos sebagai benih menumbuhkan jagat raya. Saat itu yang ada hanyalah lautan tenaga semata.
2. RUANG & MASA :
Bersama dengan munculnya lautan tenaga selepas ledakan kosmos,
Allah menciptakan ruang dan masa sebagai wadah bagi proses-proses yang berlangsung.
Ruang sebagai pembatas posisi dan keberadaan, sedangkan masa sebagai pembatas umur proses, sehingga ada waktu Awal dan Akhir(au walu, wal akhiru) .
3. MATERI (Material) :
Berikutnya diciptakanlah materi. Materi adalah bentuk lain dari tenaga. Boleh diumpamakan sebagai tenaga yg menggumpal, sehingga membentuk segala jenis benda pengisi alam semesta raya ini. Materi dan energi boleh bolak-balik berubah satu sama lain. Sekali waktu tenaga berbentuk materi, diwaktu yg lain materi berubah menjadi tenaga. Sehingga sekarang ini.
4. MAKLUMAT (Information) :
Dalam waktu yg bersamaan Allah menciptakan maklumat sebagai pengisi dari segala keberadaan. Di setiap tenaga, materi, ruang dan masa, terdapat maklumat. Ianya berupa kod-kod yang memiliki erti dan makna. Maklumat itulah sebenarnya yang menjadi inti keberadaan segala sesuatu. Ia adalah “kalimah” Sang Pencipta yg disampaikan sebagai pesanan kepada mahluk-Nya. Di dalam benda dan pesan yang bermakna, dan di dalam ruang dan masa pun ada pesan dan makna. Tanpa adanya maklumat segala yg ada ini menjadi tidak bermakna.
Maklumat itu meresap ke dalam tenaga, materi, ruang dan masa dalam bentuk kombinasi kod-kod atau “tanda-tanda" dalam istilah Al-Quran. Ibaratnya, huruf-huruf yang membentuk kata, membentuk kalimat, membentuk perenggan-perenggan, menjadi bab, dan akhirnya menjadi buku. Jadi alam semesta ini sebenarnya adalah buku. Di dalamnya terdapat maklumat berupa kata-kata dan kalimah-kalimah Allah yang menceritakan segala sesuatu, benda, peristiwa, sejarah, kehidupan, kematian, kebahagiaan, penderitaan, bahkan sampai pada kehancuran alam semesta ini sendiri, kelak di akhir sejarah waktu.
Seluruh isi cerita buku ini telah ditulis seluruhnya oleh Allah, seluruh awal cerita, isi cerita, akhir cerita, semua ada di gengamanNya. Kita pun sebenarnya “boleh jadi” boleh mengetahui cerita di bab selanjutnya, meskipun kita masih di bab awal. Misalnya melalui deja vu. Untuk yg belum faham tentang deja vu : Deja vu ialah suatu perasaan yang kuat seperti benar-benar pernah mengalaminya, seperti peristiwa yang saat ini anda alami, padahal anda belum pernah sama sekali mengalami peristiwa tersebut sebelum ini. Atau anda saat ini beberapa kali melihat seseorang yang anda kenal atau sesuatu, setiap anda dekati ia menghilang karena memang sesungguhnya ia tidak ada. (Nah, Siapa dari teman-teman yang pernah mengalaminya?… Deja vu ini)
5. KHALIFAH (Manusia) :
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”( QS. Al Baqarah 2:30 )
“Atau siapakah yang memperkenankan (do’a) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdo’a kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah disamping Allah ada tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati(Nya).” (QS. An Naml 27:62 )
“Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi. Barang- siapa yang kafir, maka (akibat) kekafirannya menimpa dirinya sendiri. Dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kemurkaan pada sisi Tuhannya dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kerugian mereka belaka.” ( QS. Faathir 35:39 )
Kita adalah salah satu pelakon atau watak dalam cerita buku tersebut. Kita sedang mengendarai “kereta waktu” dari masa lalu ke masa depan. Kita pengembara di alam ini, melintasi ruang, melintasi materi dan tenaga, melintasi berbagai peristiwa dan maklumat, bahkan “aku” mengembara di dalam badan sendiri, tubuh kecil kita, tubuh remaja, dewasa, menua lalu mati, hingga badan kembali hancur ke tanah, kemudian ke alam Barzakh sampai kembali lagi ke DzatNya. Semuanya sudah ada. Tertulis dalam buku semesta ini.
Kereta waktu tidak pernah berhenti. Ia terus melaju ke masa depan. Siapa saja yang lengah akan kehilangan sejarah hidupnya. Dan tiba-tiba ia sudah sampai di “terminal terakhir” dimana ia harus menyelesaikan perjalanannya. Terus melanjutkan perjalanan ke alam berikutnya. Seluruh peristiwa di dalam buku itu, tidak lebih dari cerita tentang diri “Sang Pengarang”. Dia bercerita tentang masa lalu, masa kini dan masa depan, yang itu adalah “DiriNya”. Dia juga berkisah tentang keindahan semesta dimana kita berada, yang semua itu juga adalah “DiriNya”. Dia pun bercerita tentang bahagia dan penuh derita, yang itu pun adalah “DiriNya”. Semua tentang drama kehidupan ini Dia ceritakan dalam buku tersebut, dan itu adalah “DiriNya”.
Kita adalah pembaca buku itu, tetapi kita juga adalah pelaku cerita dlm buku itu,
dan itu pun adalah “DiriNya”. Dia menempatkan kamera-kamera di seluruh penjuru kehidupan, agar kita boleh menonton dan memahami isi cerita yang lebih jelas dan sempurna. Karena senario cerita yang harus kita lakonkan ini tidak diberitahu di awal drama, melainkan harus kita fahami dan praktikkan terus bersama jalan cerita.
Beruntunglah siapa saja yang tahu rahasia ini, karena banyak pemain drama yang tidak tahu dia harus memainkan peranan dalam hidupnya. Dan akhirnya, ia hanya menjadi orang bingung sampai saat terakhir drama selesai. Segeralah ambil peranan anda “sekarang juga!” bukan disana atau disitu.
Karena sesungguhnya hidup ini terjadi “saat ini” dan di “tempat ini”. Selebihnya cuma mimpi-mimpi yang tidak bererti...
Isyma
Ulasan