Langkau ke kandungan utama

HAKIKAT MUHASABAH DIRI

ARTI MAKNA MUHASABAH DALAM ISLAM
Tujuan manfaat muhasabah diri di dalam Islam perlu untuk diketahui dan juga dipahami dengan baik oleh umat islam itu sendiri. Karena bila dijalankan dengan baik akan hakekat arti makna sesungguhnya dari muhasabah akan banyak manfaat yang akan diperoleh oleh manusia itu sendiri baik untuk kehidupan dunia dan akheratnya kelak.

Muhasabah berasal dari akar kata hasiba yahsabu hisab, yang artinya secara etimologis adalah melakukan perhitungan.  Dalam terminologi syari, makna definisi pengertian muhasabah adalah sebuah upaya evaluasi diri terhadap kebaikan dan keburukan dalam semua aspeknya.

Baik hal tersebut adalah bersifat vertikal, hubungan manusia hamba dengan Allah. Maupun secara hubungan horisontal, yaitu hubungan manusia dengan sesama manusia yang lainnya dalam kehidupan sosial.

Ia merupakan salah satu sarana yang dapat mengantarkan manusia mencapai tingkat kesempurnaan sebagai hamba Allah SWT.

Makna Pengertian Muhasabah
Berikut dalil-dalil mengenai makna hakekat muhasabah antara lain adalah sebagai berikut :
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan" (QS.Al-Hasyr (59):18)."Dari Syadad bin Aus r.a, dari Rasulullah SAW, bahwa beliau berkata, "Orang yang pandai adalah yang menghisab (mengevaluasi) dirinya sendiri serta beramal untuk kehidupan sesudah kematian. Sedangkan orang yang lemah adalah yang dirinya mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah SWT". (HR. Imam Turmudzi)
Muhasabah Instropeksi Diri berarti introspeksi akan dirinya sendiri, menghitung diri dengan amal yang telah dilakukan dari masa-masa yang telah lalu. Manusia yang beruntung adalah manusia yang tahu akan dirinya sendiri.

Dan manusia beruntung akan selalu mempersiapkan dirinya untuk kehidupan kelak yang abadi di yaumul akhir di akhirat yang pasti adanya.

Dengan melaksanakan muhasabah, seorang hamba akan selalu menggunakan setiap waktu dari detik, menit, jam dan harinya serta keseluruhan jatah umur kehidupannya di dunia dengan sebaik-baiknya demi meraih keridhoan Allah Ta'ala. 

Dengan melakukan penuh akan perhitungan baik itu dalam hal amal ibadah yang wajib dan sunnah. Serta juga muhasabah terhadap amalan sholeh amalan kebaikan yang berkaitan dengan kehidupan bermasyarakat secara sosial dan kehidupannya sebagai seorang hamba kepada Allah Sang Khalik.

Allah SWT memerintahkan hamba untuk selalu mengintrospeksi dirinya bermuhasabah diri dengan meningkatkan keimanan serta ketakwaannya kepada Allah Ta'ala.

Manfaat Keutamaan Muhasabah
Ada beberapa manfaat faedah tujuan serta keutamaan keistimewaan dari muhasabah bagi setiap orang yang beriman yaitu :
Dengan bermuhasabah diri, maka diri setiap muslim akan bisa mengetahui akan aib serta kekurangan dirinya sendiri. Baik itu dalam hal amalan ibadah, kegiatan yang memberikan manfaat untuk banyak manusia. Sehingga dengan demikian akan bisa memperbaiki diri apa-apa yang dirasa kurang pada dirinya.Dalam hal ibadah, kita akan semakin tahu akan hak kewajiban kita sebagai seorang hambaNya dan terus memperbaiki diri dan mengetahui hakekat ibadah bahwasannya manfaat hikmah ibadah adalah demi kepentingan diri kita sendiri. Bukan demi kepentingan Allah Ta'ala. Karena kita lah manusia yang lemah dan penuh dosa yang memerlukan akan pengampunan dosa-dosa kita yang banyak.Mengetahui akan segala sesuatu baik itu kecil maupun besar atas apa yang kita lakukan di dunia ini, akan dimintai pertanggungjawabannya kelak di akherat. Inilah salah satu hikmah muhasabah dalam diri setiap manusia.Membenci hawa nafsu dan mewaspadainya. Dan senantiasa melaksanakan amal ibadah serta ketaatan dan menjauhi segala hal yang berbau kemaksiatan, agar menjadi ringan hisab di hari akhirat kelak.

Intropeksi diri dalam agama adalah bermakna evaluasi diri sebagai salah satu pesan Rasulullah SAW, sangatlah penting dilakukan oleh setiap diri orang Muslim. Dengan sering melakukan muhasabah yang sesungguhnya, ia akan mengetahui berbagai kelemahan, kekurangan dan kesalahan yang ia lakukan. 

Kesuksesan Hidup Seorang Muslim
Salah satu kunci meraih kesuksesan hidup dunia akherat adalah dengan melakukan muhasabah diri. Intropeksi dan evaluasi terhadap dirinya sendiri.

Hadits di atas dibuka Rasulullah dengan sabdanya, ‘Orang yang pandai (sukses) adalah yang mengevaluasi dirinya serta beramal untuk kehidupan setelah kematiannya.’ Ungkapan sederhana ini sungguh menggambarkan sebuah visi yang harus dimiliki seorang muslim. Sebuah visi yang membentang bahkan menembus dimensi kehidupan dunia, yaitu visi hingga kehidupan setelah kematian.

Seorang muslim tidak seharusnya hanya berwawasan sempit dan terbatas, sekedar pemenuhan keinginan untuk jangka waktu sesaat. Namun lebih dari itu, seorang muslim harus memiliki visi dan planing perencanaan untuk kehidupannya yang lebih kekal abadi di alam akherat kelak.

Karena orang sukses adalah yang mampu mengatur keinginan singkatnya demi keinginan jangka panjangnya. Orang bertakwa adalah yang "rela" mengorbankan keinginan duniawinya, demi tujuan yang lebih mulia, "kebahagiaan kehidupan ukhrawi."

Muhasabah atau evaluasi atas visi inilah yang digambarkan oleh Rasulullah saw. sebagai kunci pertama dari kesuksesan. Selain itu, Rasulullah saw. juga menjelaskan kunci kesuksesan yang kedua, yaitu action after evaluation. Artinya setelah evaluasi harus ada aksi perbaikan.

Dan hal ini diisyaratkan oleh Rasulullah saw. dengan sabdanya dalam hadits di atas dengan ’dan beramal untuk kehidupan sesudah kematian.’ Potongan hadits yang terakhir ini diungkapkan Rasulullah saw. langsung setelah penjelasan tentang muhasabah.

Karena muhasabah juga tidak akan berarti apa-apa tanpa adanya tindak lanjut atau perbaikan.

Terdapat hal menarik yang tersirat dari hadits di atas, khususnya dalam penjelasan Rasulullah saw. mengenai kesuksesan. Orang yang pandai senantiasa evaluasi terhadap amalnya, serta beramal untuk kehidupan jangka panjangnya yaitu kehidupan akhirat.

Dan evaluasi tersebut dilakukan untuk kepentingan dirinya, dalam rangka peningkatan kepribadiannya sendiri.

Sementara kebalikannya, yaitu kegagalan. Disebut oleh Rasulullah saw, dengan "orang yang lemah", memiliki dua ciri mendasar yaitu orang yang mengikuti hawa nafsunya, membiarkan hidupnya tidak memiliki visi, tidak memiliki planing, tidak ada action dari planingnya, terlebih-lebih memuhasabahi perjalanan hidupnya.

Sedangkan yang kedua adalah memiliki banyak angan-angan dan khayalan, "berangan-angan terhadap Allah." Maksudnya, adalah sebagaimana dikemukakan oleh Imam Al-Mubarakfuri dalam Tuhfatul Ahwadzi, sebagai berikut : Dia (orang yang lemah), bersamaan dengan lemahnya ketaatannya kepada Allah dan selalu mengikuti hawa nafsunya, tidak pernah meminta ampunan kepada Allah, bahkan selalu berangan-angan bahwa Allah akan mengampuni dosa-dosanya.

Ulasan

Catatan popular daripada blog ini

ADAB DALAM AKHLAK MULIA DAN TERPUJI JLD1.

AKHLAK MULIA AJARAN RASULLALLAH. Istilah kuno ataupun ketinggalan zaman merupakan gelar atau julukan yang sering dilontarkan oleh kaum muda-mudi zaman ini terhadap seseorang yang mereka anggap sok memperhatikan  akhlak  atau adab Islami ( Baca juga  Akhlak Terpuji Dalam Islam  ). Sebuah kondisi yang sangat disayangkan jika ini terjadi di Negara yang mayoritas penduduknya beragama  Islam . Keadaan yang seperti ini akan bertambah parah terkhusus pada saat  umat Islam  sudah tidak lagi memperdulikan lagi  akhlak dan adab Islami , terlebih slogan “siapa cepat dia dapat”, “siapa kuat dia yang menang” dijadikan sandaran dalam mencari berbagai macam keuntungan dunia. Tentunya kondisi yang seperti ini tidak akan menjadikan suasana dalam hidup semakin tenang, bahkan keadaan ini justru menjadi sebab keterpurukan sebuah negeri. Akhlak dan adab  dalam agama ini memiliki kedudukan yang tinggi dihadapan Allah SWT dan Rasul-Nya SAW. Tidaklah Rasulullah SAW diutus ke dunia ini kecuali seb

SIKAP YANG DI BENCI RASULLALLAH DAN MURKA ALLAH.

AKHLAK TERCELA DIMURKAI ALLAH. AKHLAK TERCELA DIMURKAI ALLAH. Akhlaktercela  adalah sikap yang menunjukkan seseorang melanggar larangan Allah SWT. Sikap ananiah (egois), gadab (marah), dan hasad adalah bentuk sikap-sikap yang dilarang oleh Allah SWT untuk diterapkan manusia. Berikut pembahasan mengenai ananiah (egois), gadab (marah), dan hasad. Ananiah Ananiah (egois) artinya sifat orang yang selalu mementingkan diri sendiri. Adapun orangnya disebut individualis. Sikap ananiah dapat ditemukan dengan mudah dalam kehidupan manusia modern. Terutama kalangan masyarakat atas. Mereka banyak yang tidak kenal dengan tetangga. Apa yang terjadi dengan tetangga pun tidak mereka pedulikan. Yang penting bagi mereka, pagi berangkat bekerja, malam kembali ke rumah untuk beristrirahat. Begitulah kira-kira kehidupan rutin mereka. Sebenarnya kehidupan semacam itu justru bertentangan dengan hakikat manusia sebagai makhluk social. Artinya manusia tidak dapat hidup tanpa orang lai

SYARIAT DALAM ADAB SEHARIAN

ADAB SEBELUM TIDUR DALAM ISLAM Sajadah Muslim  - Makhluk manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT setelah malaikat dan Iblis atau bangsa jin. Manusia dianugerahi akal dan nafsu. Sebagai manusia kita seharusnya pandai menggabungkan keduanya menjadi suatu perkara yang mulia terhadap sang pencipta. Baik itu dari segi perbuatan, ucapan, dan kata hati sekali pun. Setiap sudut kehidupan di muka bumi ini tentunya memiliki aturan dan adab atau tata cara yang baik dalam melakukan sesuatu. Terutama bagi umat Islam, begitu banyak pesan Rasulullah SAW tentang tata cara yang baik dalam melakukan segala hal. Salah satunya seperti  adab sebelum tidur  yang harus kita laksanakan sesuai dengan yang diajarkan atau disyariatkan oleh Rasulullah SAW. Berikut  Adab Sebelum Tidur Dalam Islam yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW : Merenungkan Diri Sebelum Tidur Merenung sejenak atau muhasabah sesaat sebelum tidur sangat dianjurkan sekali bagi setiap insan muslim. Menilai segala perbuatan y